Sunnah dalam teknis mengkhatamkan Al-Qur’an
Adalah Anas bin Malik, beliau memiliki kebiasaan apabila telah mendekati
kekhataman dalam membaca Al-Qur’an, beliau menyisakan beberapa ayat untuk
mengajak keluarganya guna mengkhatamkan bersama.
Dari Tsabit al-Bunnani, beliau mengatakan bahwa Anas bin Malik jika sudah
mendekati dalam mengkhatamkan Al-Qur’an pada malam hari, beliau menyisakan
sedikit dari Al-Qur’an, hingga ketika subuh hari beliau mengumpulkan
keluarganya dan mengkhatamkannya bersama mereka. (HR. Darimi)
Hikmah yang dapat dipetik dari hadits Anas di atas, adalah bahwa ketika khatam
Al-Qur’an merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa kepada Allah. Dengan
mengumpulkan seluruh anggota keluarga, akan dapat memberikan berkah kepada
seluruh anggota keluarga. Karena, semuanya berdoa secara bersamaan kepada Allah
mengharapkan rahmat dan berkah dari-Nya.
Kiat-Kiat Agar Senantiasa Dapat Mengkhatamkan Al-Qur’an
Ada beberapa kiat yang barangkali dapat membantu dalam mengkhatamkan Al-Qur’an,
di antaranya adalah:
1. Memiliki ‘azam’ yang kuat untuk dapat mengkhatamkannya dalam satu bulan.
Atau dengan kata lain memiliki azam untuk membacanya satu juz dalam satu hari.
2. Melatih diri dengan bertahap untuk dapat tilawah satu juz dalam satu hari.
Misalnya untuk sekali membaca (tanpa berhenti) ditargetkan setengah juz, baik
pada waktu pagi ataupun petang hari. Jika sudah dapat memenuhi target,
diupayakan ditingkatkan lagi menjadi satu juz untuk sekali membaca.
3. Mengkhususkan waktu tertentu untuk membaca Al-Qur’an yang tidak dapat
diganggu gugat, kecuali jika terdapat sebuah urusan yang teramat sangat
penting. Hal ini dapat membantu kita untuk senantiasa komitmen membacanya
setiap hari. Waktu yang terbaik menurut penulis adalah ba’da subuh.
4. Menikmati bacaan yang sedang dilantunkan oleh lisan kita. Lebih baik lagi
jika kita memiliki lagu tersendiri yang stabil, yang meringankan lisan kita
untuk melantunkannya. Kondisi seperti ini membantu menghilangkan kejenuhan
ketika membacanya.
5. Usahakan untuk senantiasa membersihkan diri (baca: berwudhu’) terlebih
dahulu sebelum kita membaca Al-Qur’an. Karena kondisi berwudhu’, sedikit banyak
akan membantu menenangkan hati yang tentunya membantu dalam keistiqamahan
membaca Al-Qur’an.
6. Membaca-baca kembali mengenai interaksi generasi awal umat Islam, dalam
berinteraksi dengan Al-Qur’an, baik dari segi tilawah, pemahaman ataupun
pengaplikasiannya.
7. Memberikan iqab atau hukuman secara pribadi, jika tidak dapat memenuhi
target membaca Al-Qur’an. Misalnya dengan kewajiban infaq, menghafal surat
tertentu, dan lain sebagainya, yang disesuaikan dengan kondisi pribadi kita.
8. Diberikan motivasi dalam lingkungan keluarga jika ada salah seorang anggota
keluarganya yang mengkhatamkan al-Qur’an, dengan bertasyakuran atau dengan
memberikan ucapan selamat dan hadiah.
Mengkhatamkan Al-Qur’an merupakan sifat Rasulullah, para sahabat, salafuna
shaleh, dan orang-orang mukmin yang memiliki ketakwaan kepada Allah.
Seyogyanya, kita juga dapat memposisikan Al-Qur’an sebagaimana mereka memiliki
semangat, meskipun kita jauh dari mereka.
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan
Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (An-Ankabut: 69).
sumber : dakwatun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar