A.
LATAR BELAKANG
Sekarang ini kebutuhan akan material
yang berkualitas pada industri sangat dibutuhkan, apa lagi bagi industri bidang
LNG yang memerlukan material yang spesifik untuk menunjang kebutuhan proses. Seperti
yang kita ketahui proses pengolahan gas dari sumur sampai menjadi LNG merupakan
proses cryogenic yang memerlukan material yang memiliki ketahanan terhadap suhu
ekstim rendah hingga -160°C, sehingga perusahaan yang bergerak dibidang LNG
membutuhkan material yang sangat khusus untuk menunjang proses produksi.
Dalam praktiknya di lapangan
kerusakan material akibat temperature yang ekstrim tidak jarang terjadi,
seperti pada pipa yang terus menerus dialiri oleh fluida suhu ekstrim baik
dingin maupun panas, dengan berjalannya waktu kemungkinan terjadinya cacat atau
kerusakan pada pipa bisa terjadi, seperti erosi pada bagian dalam pipa yang
menyebabkan pipa semakin tipis dan kemungkinan menyebabkan kebocoran, crack
akibat bekas pengelasan yang kurang baik dan yang lainnya yang dapat mengganggu
proses produksi. Untuk mengantisipasi masalah tersebut perlu dilakukan
perawatan yang berkala atau mungkin yang sering dikenal dengan preventive
maintenance dan prediktif maintenance, agar kita dapat mengetahui sejauh mana
kondisi alat itu, apakah masih dalam kondisi aman atau tidak, apakah
realibilitinya masih tinggi atau tidak. Dengan begitu sesuatu yang tidak
diinginkan bisa dicegah sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan
maupun pekerja.
Untuk proses perawatan dan
pengetesan kehandalan pada suatu material bisa dilakukan dengan menggunakan
metode Non Destructive Test (NDT). Non Destruktive Tes (NDT) adalah metode
pengendalian kualitas bahan dengan tidak merusak, menghancurkan serta tidak
mengurangi nilai guna dari bahan tersebut. Metode NDT merupakan metode yang dapat menghemat uang dan waktu dalam evaluasi
bahan. Metode NDT yang umum dilakukan saat ini yaitu Ultrasonic, MPI (magnitude
Partikel Inspection), Liquid Penetrant tes, Radiografi, dan Eddy current.
Kasus atau masalah yang
sering terjadi pada perusahaan LNG adalah kebocoran pada material. Kebocoran
merupakan suatu masalah yang lumayan fatal jika sampai terjadi di kilang, tentu
akan mengganggu proses produksi dan dapat menyebabkan hilangnya nyawa jika
sewaktu-waktu terjadi kebocoran yang besar. Kebocoran yang besar berawal dari
kebocoran yang kecil, yang halus-halus dan yang tidak terlihat oleh kasat mata.
Justru masalah yang demikian yang harus diperhatikan, mungkin kebanyakan orang
menganggap sepele, tetapi dengan fungsi waktu maka lama kelamaan akan membesar
dan berpotensi menyebabkan banyak kerugian baik bagi perusahaan maupun pekerja.
Untuk itu diperlukan
perawatan yang intensive untuk mencegah terjadinya kasus seperti yang diatas.
Salah satu caranya yaitu dengan menggunakan metode liquid penetrant yang dapat
mendeteksi adanya cacat pada pemukaan.
B.
PEMBAHASAN
NDT (Non
Destructive Testing) adalah salah satu teknik pengujian material tanpa harus
merusak material yang akan di uji. Pengujian dapat mendeteksi cacat-cacat dini
seperti surface crack (crack yang terjai pada permukaan) tanpa menunggu
material cacat terlebih dahulu. Jadi tujuan dari dilakukannya pengujian NDT
untuk menjaga agar material tetap berjalan dan tidak mengganggu jalannya
proses. Teknik NDT termasuk kedalam Preventive maintenance yaitu pemeliharaan
alat atau material secara berkala pada waktu yang telah ditentukan untuk
menjaga performa material tersebut.
Untuk menangani masalah pada cacat
permukaan umumnya menggunakan metode Liquid penetrant testing atau sering
dikenal dengan DPT (Dye penetrant test) merupakan salah satu metode dari Non
Destructive test (NDT) yang
cepat dan handal untuk mendeteksi cacat pada permukaan yang terbuka dari
suau part suatu benda uji yang terbuat dari material non poros.
Tujuan dasar dari liquid penetrant
tes adalah untuk menemukan cacat di permukaan yang tidak berpori. Liquid
penetran mungkin diterapkan ke semua bahan yang tidak berpori, tetapi untuk
pemeriksaan komponen yang berbahan logam besi lebih baik menggunakan metode MPI
(magnetic partikel inspection) karena untuk logam besi MPI lebih efektif dan
juga bisa mendeteksi adanya cacat dibawah permukaan.
Berdasarkan prinsip kapilaritas cairan penetrant akan masuk kedalam
defect di permukaan. Cairan yang tertinggal di dalam defect akan ditarik oleh
developer. Penetran dapat
diterapkan dengan cara dicelupkan, disemprotkan atau disiram. Setalah penetrant
diterapkan maka didiamkan terlebih dahulu, biarkan penetran merembas, Setelah
waktu penetrasi yang cukup (dwell time), sisa penetran dibersihkan dengan
cleaner ,kemudian develpoer digunakan. Developer membantu untuk menarik penetrant dari cacat mana indikasi
yang terlihat menjadi terlihat oleh inspektor.
Penetrant
dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat sensitivitasnya dibagi menjadi dua
yaitu:
1.
Visible
penetrant
Pada umumnya
visible penetrant berwarna merah. Untuk digunakan secara langsung pada
material. Tingkat sensitivitasnya lebih rendah dibanding Flourecent penetrant.
2.
Fluorecent
penetrant
Liquid
penetrant jenis ini adalah penetrant yang memiliki tingkat sensitivitas yang
sangat tinggi. Sehingga dapat mendeteksi cacat halus pada material/bahan. Untuk
mengetahui indikasi apakah material cacat atau tidak harus dilakukan di raungan
yang gelap dibawah sinar ultraviolet.
Ketika
memilih tingkat sensitivitas, inspektor harus dapat mempertimbangkan bayak
faktor termasuk lingkungan dimana tes akan dilakukan dan jenis cacat yang akan
dicari.
Untuk
pengetesan pipa pada industri LNG kebanyakan menggunakan liquid penetrant test
tipe visible, karena praktis dan tidak harus di tempat gelap dan pengetesannya
bisa dilakukan saat pipa sedang service.
Sebelum
melakukan DPT pada pipa yang sedang service, terlebih dahulu memastikan apakah
pipa yang akan dilakukan pengetasan beroperasi pada suhu rendah (kisaran 1 -
50°C) atau tinggi (> 50°C), ini bertujuan supaya tidak terjadi kesalahan
dalam penggunaan penetrant. Jika inspektor tidak meninjau pipa tersebut service
pada suhu berapa maka dikhawatirkan salah memilih jenis penetrant yang akan
digunakan, pasalnya jika terjadi kesalahan dalam penggunaan penetrant tentu
akan merugikan. Misalnya inspektor akan melakukan DPT papa pipa di boiler
kemudian menggunakan penetrant untuk suhu rendah. Maka hasilnya tidak akan
maksimal, karena penetrant tersebut tidak dapat merembas pada pipa melainkan
akan menguap, jadi peninjauan itu penting dilakukan sebelum DPT dilaksanakan.
Selain
dapat diaplikaskan pada material yang sedang service, DPT juga dapat dilakukan
pada saat sedang overhall. Misalnya pada overhall loading dock yang dilakukan
sepuluh tahun sekali. Salah satu pekerjaan yang dilakukan dalam overhall
loading dock tersebut adalah repair pada loading arm (lampiran d1), loading arm memiliki dua bagian yaitu in board dan out board. Liquid
penetrant dapat diaplikasikan pada pipa out boar (lampiran d2) pada loading
arm. Pipa out board pada loading arm sebagai jalannya LNG menuju kapal tanker
yang sangat memungkinkan terjadi bocor atau retak. Sehingga sangat perlu
dilakukan DPT untuk memastikan tidak ada retakan atau cracking pada bekas
welding yang memungkinkan terjadinya kebocoran.
Berikut
ini adalah prosedur pemakain Liquid penetrant pada out board loading arm :
1.
Pre-Cleaning
Sebelum
pipa out board akan dilakukan NDT ada beberapa prosedur yang harus dilakukan
seperti pre-cleaning, ini penting dilakukan karena mempengaruhi hasil DPT
apakah maksimal atau tidak. Pre-cleaning ini dapat berupa repair atau
dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan detergent dsb, ini bertujuan
agar contaminant yang berada di lapisan pipa atau mungkin masuk kedalam celah
kecil akan hilang sehingga tidak menghalangi jalannya liquid penetrant untuk
masuk kedalam permukaan pipa tersebut. Selain itu cara pre-cleaning juga dapat
dilakukan dengan cara Sandblasting. Sandblasting adalah proses pembersihan
permukaan dengan cara menembakan partikel (pasir) ke suatu permukaan material
sehingga menimbulkan gesekan/ tumbukan. Sandblasting tersebut disemprotkan pada
bagian dalam pipa out board, sehingga sebelum dilakukan sandblasting bagian
yang terbuka harus tertutup.
2.
Penetrant
diaplikasikan
Penetran
(lampiran d5) tersebut kemudian
diterapkan pada permukaan pipa outboard, difokuskan pada sambungan-sambungan
pipa bekas welding karena merupakan bagian yang berpotensi cacat. Penerapan
penetrant bisa dilakukan dengan cara di spray. Cara penerapan penetrant bisa
juga dilakukan dengan cara dicelupkan atau disikat, untuk kasus ini lebih efektifnya
menggunakan cara spray karena lebih praktis dan efisien. Kemudian penetran ini
diberi waktu untuk meresap (dwell time) ke permukaan pipa outboard. Dwell time
tergantung pada penetrasi yang digunakan, material yang dites dan lingkungan.
3.
Pembersihan
sisa penetrant dengan Cleaner
Kemudian
penetran yang berlebih dibersihkan dengan cleaner (lampiran d5). Cara pembersihannya jangan mengontakan langsung cleaner dengan pipa
melainkan cleaner terlebih dahulu diletakkan pada kain majun supaya pada saat
membersihkan penetrant tidak semuanya terhapus.
4.
Penerapan
Developer
Setelah
penetrant telah dihapus kemudian developer diterapkan dengan cara di spraykan
pada permukaan pipa agar
cairan penetrant dalam retakan
dapat tertarik keluar. Developer (lampiran d5) adalah
salah satu komponen yang penting dalam pengujian penetrant. Developer berfungsi
untuk menarik penetrant keluar dari celah-celah retakan. Yang perlu diperhatikan adalah jarak penyprayan penetrant harus diantara 25-30 cm karena akan mempengaruhi hasil
yang akan diperoleh. Jika developer dispraykan dengan jarak yang dekat
memungkinkan developer banyak membasahi permukaan material sehingga perembasan developer
menjadi lambat karena kesusahan masuk pada celah pipa, jika ini terjadi maka
akan memakan waktu yang lama. Dan sebaliknya jika jarak penyeprayan developer
terlalu jauh maka developer yang merembas akan sedikit sehingga hasilnya tidak
maksimal.
5.
Analisa cacat
Seteh
itu tugas inspector adalah mengawasi dan meneliti kondisi pipa outboard tersebut,
jika penetrant mulai muncul dari retakan-retakan itu menandakan di permukaan
yang berwarna merah adalah cacat. Untuk memastikan bahwa penetrant yang terlihat adalah berasal
dari retak maka penetrant yang keluar harus dibersihkan dengan cleaner dan pada
permukaan tersebut dispraykan lagi cairan developer. Bila terlihat
masih ada cairan penetrant yang keluar dari permukaan tersebut, maka dapat
dipastikan bahwa terdapat retak pada permukaan tersebut.
6.
Menandai cacat dan pembersihan akhir
Kemudian yang terakhir
adalah menandai bagian-bagian pipa yang dianggap cacat dan setelah itu tugas
inspector ditutup dengan pembersihan akhir.
C. KESIMPULAN
Non destruktif tes adalah
pengetesan suatu material dengan tidak merusak dan mengurangi nilai guna dari
material yang dites. Non destruktif tas memiliki beberapa metode yaitu DPT,
Ultrasonic tes, Radiografi, Magnetic Partikel Inspection dan termography. Untuk
megetahui cacat pada permukaan meggunakan metode liquid penetrant. Liquid
penetrant penggunakan prinsip kapilaritas.
Keuntungan utama DPT
adalah waktu pengujian cepat, hasilnya bisa langsung dilihat tanpa menunggu
lama, dapat digunakan untuk semua material kecuali material berporos (berpori)
kemudian paling mudah diaplikasikan dan juga dapat dilakukan untuk geometri
tertentu termasuk untuk geometri yang memiliki bentuk yang tidak beraturan
sekalipun dan yang terakhir yaitu biaya yang dikeluarkan murah.
Kelemahan
utama adalah hanya mendeteksi cacat pada permukaan. Harus membersihkan permukaan benda uji dengan teliti terlebih dahulu karena jika permukaan
tidak bersih, maka akan
menghambat laju perembasan penetrant, dan dipengaruhi oleh variabel selama proses pengujian dilangsungkan seperti : suhu, permukaan spesimen,
pencahayaan dan kondisi lingkungan sekitar.
Pembersihan yang benar
sangat diperlukan untuk memastikan bahwa kontaminan pada permukaan telah terhapus
agar agar mendapatkan hasil pengetesan yang akura