BAB I
PENDAHULUAN DAN DASAR TEORI
1.1
Pendahuluan
Dunia industri
saat ini sangat berkembang pesat sehingga melibatkan penggunaan alat-alat yang
memiliki konfigurasi yang kompleks sehingga suatu kegagalan dalam mesin pasti
akan terjadi, untuk mengetahui performance kerja dari suatu mesin bisa diketahui
dengan melakukan pengetesan getaran pada mesin tersebut, jadi getaran dapat
digunakan sebagai alat kontrol untuk mengetahui apakah suatu mesin mengalami
vibrasi atau tidak.
Getaran adalah gerakan
bolak-balik suatu mesin dari posisi seimbang karena pengaruh gaya dari luar
atau dari mesin itu sendiri, jadi getaran ini akan konstan apabila tidak ada
friksi atau sesuatu yang mengganggu mesin untuk bergetar. Sebagai contoh suatu
alat bermassa digantung dengan menggunakan pegas apabila pegas tersebut ditarik
atau ditekan (dikenai gaya luar) maka secara otomatis benda akan mengalami
gerakan, nah gerakan itulah yang dinamakan dengan getaran.
Benda yang
mengalami getaran pasti menimbulkan efek-efek suara atau bising, itu
dikarenakan karena adanya pergerakan dari mesin dalam artian mesin tersebut
mengalami getaran. Jika suara dari mesin semakin besar itu kemungkinan mesin
mengalami vibrasi atau gangguan pada getaran misalnya karena gesekan atau
friksi antara shaft dengan casing atau bisa disebut karena kesalahan
mechanical. Hal semacam ini perlu dicurigai dan dapat dideteksi kesalahan-kesalahan mesin dengan dilakukan melalui pengukuran dan
analisis getaran / kebisingan.
Beberapa permasalahan getaran yang
umum terjadi pada mesin-mesin rotasi antara lain :
1.
Unbalance
pada bagian-bagian yang berputar.
2.
Shaft
coupling misalignment.
3.
Keausan
atau kerusakan bearing.
4.
Shaft
bengkok.
5.
Mechanical
looseness
6.
Keausan
atau kerusakan gear.
7.
Kerusakan
belt, keausan pulley (sheave).
8.
Keausan
rantai dan sprocket.
1.2
Dasar Teori
1.2.1 Parameter
Getaran
Ø Amplitudo
Amplitudo
adalah besarnya sinyal yang dihasilkan dari pengukuran vibrasi. Semakin besar
sinyal maka menandakan vibrasi semakin tinggi. Semakin tinggi amplitudo suatu
sinyal maka menunjukkan semakin besar gangguan pada alat yg diukur. Sinyal
amplitudo ini dapat dinyatakan dalam velocity, acceleration dan displacement.
Ø Frekuensi
Frekuensi
adalah jumlah periode getaran dalam setiap 1 detik. Sehingga frekuensi dapat
dinyatakan dalam persamaan F = (1/T) dimana :
F : frekuensi (Hertz)
T : Periode (sekon)
Frekuensi
dapat dinyatakan dalam berberapa satuan diantaranya :
-
Siklus
per detik / Cycles per second (Hz)
-
Siklus
per menit / Cycles per minute (CPM)
-
Putaran
per menit / Rotation per minute (RPM)
-
Siklus per detik / Cycles per second (CPS)
-
Putaran per detik / Rotation per minute (RPS)
-
Feet per detik / Feet per second (FPS) = Velocity
-
Orders, 1 order sama dengan 1xRPM
(1xputaran poros mesin)
-
1
RPM = 1 CPM
Besarnya frekuensi yang terjadi
pada mesin yang mengalami vibrasi dapat mengidentifikasi gangguan yang terjadi
pada mesin yang diuji, karena besarnya frekuensi dijadikan sebagai pengamatan
untuk mengetahui penyebab vibrasi pada mesin tersebut.
Ø Phasa
Phasa adalah perbedaan posisi dari sebuah titik referensi (phasa absolute) atau titik diam terhadap titik lain yang
bergetar (Phasa relative). Phasa sebenarnya adalah perbedaan waktu gelombang
itu mulai bergetar. Phasa sebenarnya adaalah perbedaan timing,
dimana suatu event muncul reatif terhadap event yang lain.
1.2.2 Pengukuran getaran
Ø Prinsip pengukuran ada 3 yaitu :
Sensor adalah adalah bagian yang merasakan suatu keadaan dari luar, kemudian apa
yang dirasakan akan diolah oleh alat lain yang bisa disebut processing untuk
dilakukan manipulasi data. Processing juga memiliki sensitivitas.
Kemudain hasil datanya dinamakan Output yang ditandai berupa angka.
Ø Tipe-tipe pengukuran getaran
Tipe pengukuran
getaran ada 3 yaitu :
1.
Pengukuran displacement
2.
Pengukuran velocity
3.
Pengukuran acceleration
-
Pengukuran displacement
Displacement adalah ukuran dari
pada jumlah gerakan dari pada massa suatu benda, dimana hal ini menunjukkan
sejauh manabenda bergerak maju mundur (bolak-balik) pada saat mengalami
vibrasi. Displacement adalah perubahaan tempat atau posisi dari pada suatu
objek atau benda meju suatu titik pusat (dalam hal ini massa benda berada dalam
posisi netral). Besarnya gaya daripada Displacement dapat diketahui dari
amplitudo yang dihasilkan. Semakin tinggi
amplitudo yang ditunjukkan,makin keras atau tinggi pula vibrasi
yang dihasilkan. Pengukuran displacement biasanya menggunakan sensor
proximity probe.
-
Pengukuran velocity
Velocity
addalah jumlah waktu yang dibutuhkan pada saat terjadi displacement (dalam hal
kecepatan). Velocity adalah satu indikator yang paling baik untuk mengetahui
masalah vibrasi (contohnya unbalance dan misaligment) pada mesin berkecepatan sedang. Velocity
adalah ukuran kecepatan suatu benda pada saat bergerak atau bergetar selama
berisolasi. Kecepatan suatu benda adalah nol pada batas yang lebih tinggi atau
lebih rendah,dimulai pada saat berhenti pada suatu titik sebelum berubah arah
dan mulai untuk bergerak kearah berlawanan.
-
Pengukurang Acceleration
Acceleration adalah jumlah waktu
yang diperlukan pada saat terjadi velocity. Acceleration adalah parameter yang
sangat penting dalam analisis mesin-mesin yang berputar (rotation equipment) dan
sangat berguna sekali dalam mendeteksi kerusakan bearing dan masalah pada
gearbox berkecepatan tinggi lebih cepat dan lebih awal. Acceleration diartikan
sebagai perubahan dari velocity yang di ukur dalam satuan gravitasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sensor Getaran
Sensor getaran adalah suatu alat yang
berfungsi untuk mengubah sinyal getaran menjadi sinyal analog berupa besaran
listrik, dirubah menjadi sinyal listrik supaya data mudah diolah dan
dimanipulasi. Sensor getaran dibedakan menjadi tiga, berikut skematika sensor
getaran :
Gambar diatas
merupakan skematika sederhana dari Sensor/ probe untuk getaran, sensor getaran
dibagi menjadi dua yaitu :
1.
Kontak
Sensor
kontak biasanya disebut Cassing measurement. Sensor yang digunakan adalah
sensor seismic transducer, yaitu untuk mengukur kecepatan (velocity) dan
percepatan (accelerataion). Untuk mengukur kecepatan sensor yang digunakan
adalah velocity probe dan velomitor probe. Sedangkan untuk mengukur percepatan
menggunakan sensor acceleration probe. Sensor kontak probe yang digunakan
bersentuhan langsung dengan mesin atau media yang akan diukur vibrasinya.
2.
Non-kontak
Sensor
non-kontak biasanya disebut Shaft Relative Measurement. Sensor yang digunakan
adalah proximity probe (Eddy current probe). Untuk proxymity probe, yang diukur
adalah perpindahannya. Untuk sensor non-kontak, probe dan mesin atau media
tidak bersentuhan langsung. Untuk menggunakan sensor proximity probe ada
beberapa syarat yang harus terpenuhi agar dapat menghasilkan pengukuran yang
presisi, diantaranya adalah :
-
Roundness (kelingkaran) dari mesin yang akan diukur harus
bagus untuk menghasilan bacaan yang bagus pula.
-
Run out.
2.2
Macam-macam sensor getaran
Sensor getaran yang paling sering
digunakan ada tiga jenis yaitu :
Velocity probe
Velocity probe
merupakan jenis sensor kontak, artinya ujung sensor ini bersentuhan langsung
dengan benda yang akan diukur/dilakukan pengecekan vibrasi. Fungsi dari sensor
velocity probe adalah untuk mengetahui vibrasi dari suatu mesin dengan velocity
atau kecepatan sebagai parameternya.
Konstruksi atau
komponen dari velocity probe terdiri dari :
-
Massa
-
Kumparan
-
Pegas/spring
-
Magnet permanen
-
Damper
-
Casing velocity probe
-
Connecter
Gambar diatas menunjukkan skematik dari velocity probe dan bagian-bagiannya. Sistem
tersebut terdiri dari massa yang dililiti oleh suatu kumparan yang dihubungkan
dengan pegas dan damper kemudian dikelilingi oleh suatu magnet permanen yang memberikan medan magnet yang
cukup kuat dipasang mengelilingi kumparan tersebut.
Prinsip kerja :
Prinsip kerja
velocity probe sesuai dengan hukum fisika yaitu apabila suatu
konduktor/kumparan yang dikelilingi oleh medan magnet kemudian koduktor
bergerak terhadap medan magnet atau medan magnet bergerak terhadap konduktor
maka akan menimbulkan suatu tegangan induksi pada konduktor. Apabila transducer ini ditempatkan
pada bagian mesin yang bergetar, maka tranduser inipun akan ikut bergetar,
sehingga kumparan yang ada di dalamnya akan bergerak relatif terhadap medan
magnet sehingga akan
menghasilkan tegangan listrik pada ujung kawat kumparannya. Sinyal listrik yang
dihasilkan sebanding. dengan kecepatan getaran mesin tersebut. Dengan mengolah/
mengukur dan menganalisa sinyal listrik dari tranduser, maka getaran mesin
dapat diukur.
Tegangan output
dari velocity probe biasanya dinyatakan dalam milivolt/inch. Sensitivitas dari
velocity probe cenderung sama apabila bekerja sesuai dengan rangenya dan
sensitivitas akan menurun apabila frekuensi menurun. Ini terjadi karena gerakan
kumparan cenderung mengikuti gerakan dari medan magnet.
Kelebihan
velocity probe :
-
Mudah dalam pengoperasiannya.
-
Mempunyai level output listrik yang relatif tinggi,
sehingga tidak membutuhkan daya listrik untuk mengaktifkannya.
-
Dapat dipasang langsung pada casing bearing.
Kekurangan
Velocity probe :
-
Respon frekuensinya terbatas, hanya untuk daerah 600 CPM
sampa 120.000 CPM.
-
Realatif berat dan besar, sehingga membutuhkan ruangan
yang cukup untuk memasangnya.
-
Harus menggunakan faktor koreksi apabila dioperasikan
pada frekuensi dibawah 600 CPM, karena velocity probe sensitif apabila bekerja
pada luar rangenya.
Acceleration Probe
Acceleration probe
merupakan jenis sensor kontak juga, mempunyai fungsi untuk mengukur vibrasi
suatu mesin berputar dengan mengukur acceleration dari mesin tersebut.
Gambar diatas
merupakan acceleration probe yang bersentuhan dengan benda uji. Komponen acceleration
probe terdiri dari :
-
Case Insulator/ crystal element
-
Outer Case
-
Piezoelectric Crystal
-
Insulator
-
Seismic Mass
-
Preload Screw
-
Output Cable
-
Integrated Circuit
Prinsip kerja :
Pada
acceleration probe terdapat Case insulator yang berkontak langsung dengan mesin
yang hendak diperiksa, Case Insulator ini berfungsi sebagai transmitter atau
yang menstransmisikan getaran dari mesin menuju piezoelectric sehingga
piezoelectric mengalami tekanan yang sebanding dengan getaran yang diterima
dari mesin. Getaran mekanis yang menimbulkan gaya akan mengenai bahan
piezoelectric tersebut sehingga bahan piezoelectric tersebut menghasilkan
muatan listrik. Tetapi arus listrik yang dihasilkan oleh piezoelectric ini
sangat kecil, sehingga diperlukan alat lain agar menghasilkan muatan listrik yang standard. Karena muatan listrik
yang ditimbulkan oleh piezoelectrik sangat kecil maka didalamnya dipasang
rangkaian electronik/amplifier yang dapat membangkitkan muatan agar muatan
listrik yang dihasilkan oleh bahan piezoelectric menjadi lebih besar. Besar
muatan listrik yang dihasilkan oleh bahan piezo electric sebesar picocoulombs per g. Sedangkan
besarnya sinyal yang dihasilkan setelah didalamnya dipasang penguat, mempunyai sensitivitas 50 mv per g.
Kelebihan
Acceleration Probe :
-
Ukuran sangat kecil dan ringan, sehingga cocok untuk
dibawa kemana-mana dan bisa dibawa ke tempat kerja yang sempit.
-
Sangat sensitive terhadap frekuensi tinggi, karena
accelerator probe memiliki range frekuensi yang tinggi sebesar lebih dari 20 KHz.
-
Dapat
digunakan pada temperatur tinggi, yaitu sampai temperature kurang lebih 500
derajat C.
-
Harganya lebih murah dibanding velocity dan displacement
probe
Kekurangan
Acceleration Probe :
-
Membutuhkan penguat sinyal eksternal / amplifire untuk
membangkitkan muatan listrik yang besar.
Proximity probe
Proximity probe adalah alat untuk mengukur gap. Tetapi pada teorinya perubahan gap
tiap detik itu adalah kecepatan, dan jika gap nya bergerak maju atau mundur
dinamakan vibrasi, maka proximity ini bisa digunakan sebagai sensor untuk
mengukur vibrasi dengan menambahan data tranducer yang bisa merubah nilai
perubahan jarak tiap detiknya, kemudian merubahnya menjadi nilai frek vibrasi.
dan juga bisa mengetahui berapa amplitudonya.
Proximity probe memiliki karakteristik
yang berbeda dengan sensor vibrasi lainnya yaitu antara probe dengan benda ukur
tidak berkontakkan langsung. Selain itu proximity probe juga tidak melibatkan
suatu element yang dapat menghasilkan tegangan listrik sebagai respon dari
getaran, karena proximity menggunakan eksternal elektronik untuk membangkitkan
suatu sinyal ac dengan frekuensi yang sangat tinggi kemudian sinyal ac tersebut
digunakan untuk mendeteksi getaran. Untuk mesin berputar proximity probe
digunakan untuk mengukur getaran poros. Berikut ini adalah komponen-komponen
dari proximity probe :
-
Probe
-
Demodulator dan osilator (ada didalam
sensor proximity /eddy current probe)
-
Ekstension kabel
Prinsip kerja :
Dari penjelasan diatas bahwa sensor proximity atau yang biasa disebut eddy
current probe disusun atas 2 alat didalamnya yaitu Osilator dan Demodulator. Osilator
berfungsi sebagai yang menghasilkan gelombang radio frekuensi kemudian
gelombang tersebut akan dikirim melalui kabel extension dan gelombang
akan keluar atau dipancarkan oleh probe ke shaft. Dengan prinsip eddy current
gelombang akan diserap oleh benda yang akan diukur vibrasinya (shaft). Vibrasi
yang dialami oleh benda akan sebanding dengan jumlah energi/gelombang yang
dipancarkan oleh sensor. Sinyal yang dihasilkan oleh osilator akan dirubah
terlebih dahulu menjadi gelombang sinusoidal oleh Demodulator supaya
dapat terbaca.
Kemudian jarak antara probe dengan benda uji juga sangat berpengaruh
terhadap hasil, apabila jarak antara benda uji dengan probe berubah-ubah, maka
amplitudo sinyal juga akan berubah-ubah karena amplitudo sebading dengan jarak
antara benda uji dengan probe tersebut. Jarak antara benda uji dengan probe
disebut Gap, Gap ini diatur sesuai dengan karakteristik transducer dan mesin
atau benda uji yang akan diukur vibrasinya.
Kelebihan :
-
ketelitian dalam mengukur nilai amplitudo yang rendah (amplitudo kecil) dan juga mempunyai daerah ukur yang lebar
-
Dapat dilakukan pengukuran gerakan poros mesin dari kedua arah
radial maupun gerakan pada arah axial.
-
Respon
frekuensi sampai dengan 5 KHz ( 0-300.000 CPM).
-
Dengan
menggunakan dua tranduser non-contact yang dipasang dengan sudut 90, maka dapat
dilihat bentuk orbit dari gerakan poros.
Kekurangan :
-
Sangat sensitive terhadap konduktivitas
permukaan benda yang akan dideteksi.
-
Getaran
output sangat terpengaruh oleh mechanical dan
electrical runouts karena mempengaruhi output sinyal.
-
Output
dari tranduser dapat terpengaruh bila ujung probe sensor terkena oleh
kotoran serbuk logam yang terkandung dalam oil.
-
Harganya mahal
-
Instalasi susah.
2.3
Pengambilan data
Pengambilan
data vibrasi dan analisis dilakukan menggunakan Proximitor Probe dan Velomitor
Probe.
2.3.1 Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan untuk
pengambilan data vibrasi adalah :
1.
VTMS
(Vibration Temperature Monitoring System)
2.
Proximity
Probe
3.
Velomitor
Probe
4.
Objek
(Rotor)
5.
Demodulator
6.
Multimeter
7.
Extension Cable
2.3.2 Langkah Kerja
1.
Menyiapkan semua
peralatan yang dibutuhkan, hubungkan VTMS dengan proximity probe dengan
menggunakan kabel ekstension dan juga power supply
2.
Tempelkan
velomitor probe pada objek
3.
Pasang proximity
probe pada objek (proximity sudah dipasang pada rotor)
4.
Menyalakan VTMS dan juga nyalakan objek (putar) dengan mengatur
RPM sesuai percobaan
5.
Hubungkan
output, com, voltage tranducer(VT) proxymitor dengan VTMS, sehingga data hasil
bacaan dapat terbaca oleh VTMS
6.
Lakukan pengamatan pada VTMS dan baca vibrasi pada VTMS
7.
Pengamatan
berikutnya menggunakan voltmeter, pengamatan dilakukan dengan menancapkan
bagian com volmeter pada bagian com proxymitor dan bagian satunya pada bagian
output proxymitor. Kemudian catat hasilnya dalam volt AC maupun
DC.
8.
Bandingkan
dengan hasil pengukuran yang tertera pada VTMS
9.
Ulangi tahap 4-8 dengan kecepatan yang
berbeda
10.
Mulai perhitungan
2.3.3 Hasil Pengamatan dan Perhitungan
No
|
Sensor
|
Speed (rpm)
|
AC (Volt)
|
DC (Volt)
|
Sensitivity
|
Vibration VTMS (µm)
|
Vibration as / Calculation
(m)
|
1
|
Proximity
|
5500
|
0,11
|
-8,7
|
200 mV/mill
|
43
|
39,5
|
2
|
4900
|
0,158
|
8.73
|
200 mV/mill
|
60
|
56,8
|
3
|
3600
|
0,252
|
-8,73
|
200 mV/mill
|
85
|
90,5
|
4
|
2600
|
0,188
|
8,69
|
200 mV/mill
|
68
|
67,5
|
5
|
Velomitor
|
5500
|
|
-
|
100 mV/ips
|
-
|
1,24
|
6
|
4900
|
0,015
|
-
|
100 mV/ips
|
-
|
20,84
|
7
|
3600
|
0,008
|
-
|
100 mV/ips
|
-
|
15,25
|
8
|
2600
|
0,006
|
-
|
100 mV/ips
|
-
|
158,4
|
Untuk sample
menggunakan speed 5500 rpm :
Perhitungan Proximity dengan speed
5500 rpm :
Pk – pk =
D = m
Perhitungan Velomitor dengan speed 5500
rpm :
V =
Pk – pk =
D = inch= 0,552 mill
= 14,02 µm
2.3.4 Kesimpulan
Hasil pengukuran vibrasi dengan menggunakan proximity probe dengan
perhitungan manual memiliki nilai yang hampir mendekati benar, ini menandakan
sensor proximity tepat digunakan untuk menghukur besar vibrasi pada suatu
rotor.
Dari percobaa dan pengukuran vibrasi diatas dapat diambil kesimpulan hasil
pengukuran vibrasi dengan menggunakan sensor proximity dengan velomitor berbeda
atau tidak sama, ini disebabkan karena beberapa faktor sbb:
-
Range frekuensi kedua sensor berbeda
sehingga memilki tingkat sensitivitas yang berbeda pula.
-
Pada saat mengatur speed (rpm) kurang
presisi.
-
Ketelitian user sangat dibutuhkan.
BAB III
ANALISIS DAN KESIMPULAN
3.1
Analisis
Seperti yang kita ketahui bahwa suatu
transduser atau probe tidak bisa digunakan untuk semua pemakaian karena semua
mesin memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga pemilihan
probe/transduser sangat penting dilakukan untuk menghasilkan pengukuran vibrasi
yang akurat. Ada beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan untuk
melakukan pemilihan transduser yaitu :
-
Karakteristik mekanik mesin
-
Daerah frekuensi getaran yang akan diukur.
-
Parameter yang akan diukur.
-
Pertimbangan pemasangan.
-
Kondisi lingkungan dll.
3.1.2 Karakteristik mekanik mesin
Tiap-tiap
mesin mempunyai karakteristik getaran yang berbeda-beda dan spesifik, sebagai contoh :
Misal untuk mengukur clearances bearing, vibrasi pada rotor atau getaran
shaft dibutuhkan pengukuran displacement dengan menggunakan tranduser
non-contact yaitu proximity
probe. Tranduser non-contact mengukur getaran relatif shaft
terhadap rumah bearing. Tranduser ini bisa dikombinasi dengan tranduser
velocity yang mengukur getaran relatif shaft dengan casing. Untuk mesin-mesin
yang besar dan berat dengan rotor yang relatif lebih ringan dan bekerja pada RPM tinggi tranduser non-contact,
adalah yang paling cocok untuk pengukuran displacement/getaran porosnya.
3.1.3 Frekuensi
Daerah frekuensi getaran yang ditimbulkan oleh mesin juga
mempengaruhi pemilihan jenis sensor, karena jika salah pemilihan sensor maka
akan menyebabkan ketidakakuratan dalam pengukuran. Berikut ini adalah petunjuk
untuk memilih sensor berdasarkan frekuensi :
1.
Penggunaan sensor displacement :
-
Frekuensi rendah, dibawah 600 CPM
-
Untuk pengukuran getaran shaft pada
mesin berat dengan rotor yang relatif ringan.
2.
Penggunaan sensor velocity :
-
Daerah frekwensi adalah 600 –
100.000 cpm
-
Pengukuran over all level getaran
Mesin
-
Untuk melakukan prosedur analisa
secara umum
3.
Penggunaan sensor accelerometer:
-
Daerah frekuensi pengukuran 600 –
600.000 CPM atau lebih
-
Untuk pengukuran pada frekuensi
tinggi/ultrasonic
-
Untuk pengukuran spike energy pada
roll bearing, ball bearing, gear, dan sumber getaran aerodinamis dengan
frekuensi tinggi.
Sebagai contoh:
Sebuah gearbox dengan ball bearing
akan mempunyai karakteristik getaran pada frekuensi tinggi, hal tersebut jarang
terjadi pada motor yang menggerakkan fan dengan kecepatan rendah. Sehingga sensor yang dipakai untuk gearbox dan motor
akan berbeda, sensor yang tepat untuk digunakan pada gearbox adalah acceleration
probe karena acceleration memiliki range frekuensi yang besar dan juga
paling tinggi dibanding dengan sensor lain, range sensor acceleration sekitar
60 CPM – 600.000 CPM. Sensor yang tepat dipakai untuk motor penggerak fan
adalah sensor displacement atau proximity probe karena memiliki range
frekuensi yang rendah.
3.1.4 Parameter
yang diukur
Pertama yang harus dipertimbangkan dalam proses pengukuran adalah pemilihan
transduser yang akan digunakan adalah parameter apa yang hendak diukur.
Biasanya parameter-parameter tersebut adalah displacement, velocity,
acceleration.
-
Displacement :
Displacement atau jarak antara probe dengan benda uji dapat diukur dengan
velocity dan acceleration transducer. Hal ini bisa dilakukan dengan cara
mengintegralkan hasil pengukuran kedua getaran (velocity probe dan acceleration
probe) dengan rangkaian integrator yang biasanya sudah terdapat pada alat
pengukur getaran. Untuk proximity transducer dapat mengukur langsung
displacement getaran tanpa memerlukan proses integrasi.
Tranduser
velocity, dapat digunakan untuk mengukur displacement dengan rangkaian single
integrator, tetapi apabila kita akan bekerja pada frekuensi rendah, kita harus
mempertimbangkan bahwa tranduser velocity akan kurang sensitif apabila
digunakan pada frekuensi dibawah 600 CPM. Akibat adanya proses integrasi akan
menimbulkan juga noise elektronik pada pengukuran frekuensi rendah tersebut.
Tranduser
accelerometer, dapat digunakan untuk mengukur diplacement getaran dengan
rangkaian double integrator. Seperti halnya tranduser velocity, menggunakan
tranduser accelorometer untuk mengukur displacement getaran akan memberikan
attenuasi dan noise pada pengukuran frekuensi rendah.
-
Velovcity :
Velocity juga dapat diukur dengan menggunakan transducer velocity dan
acceleration. Sensor velocity dapat mengukura langsung velocity tanpa melalui
proses integrasi. Sensor acceleration untuk mendapatkan kecepatan getaran
membutuhkan rangkain single integrator, dan dapat mengukur frekuensi getaran
sampai dengan kira-kira 3 Hz, atau 180 CPM.
-
Acceleration
Acceleration hanya bisa diukur dengan menggunakan
acceleration probe. Secara teoritis memungkinkan untuk
mengukur acceleration menggunakan tranduser velocity dengan menambah rangkain
difrensiator yang biasanya juga sudah ada di dalam alas pengukuran getaran.
Yang paling baik dalam pemilihan tranduser adalah tranduser yang akan mengukur
secara langsung. Tranduser
displacement untuk mengukur displacement, tranduser velocity untuk mengukur
kecepatan getaran dan accelorometer untuk mengukur percepatan getaran.
3.2
Kesimpulan
1.
Analisa
vibrasi merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan dalam upaya pemeliharaan mesin-mesin rotasi dalam
kilang.
2.
Untuk
melakukan analisa vibrasi diperlukan pengukuran getaran yang terjadi dalam
mesin. Parameter yang diukur yaitu displacement, velocity dan acceleration.
Masing-masing parameter memiliki sensor pengukuran yang berbeda-beda. Sensor
mengubah sinyal analog getaran menjadi sinyal elektrik.
3.
Displacement
diukur dengan proximity probe untuk perlatan yang memiliki frekuensi rendah
dibawah 600 CPM
4.
Velocity
diukur dengan velocity probe untuk peralatan yang memiliki frekuensi sedang
diantara 600-100.000 CPM
5.
Acceleration
diukur dengan acceleration probe untuk perlatan yang memiliki frekuensi tinggi
antara 600-600.000 CPM
6.
VTMS
dan multimeter merupakan processor unit yang menerima sinyal elektrik,
peralatan ini mengubah sinyal elektrik menjadi data vibrasi. Setiap perlatan
memiliki sensitivitas. Oleh karena itu dalam pengukuran diperlukan pemilihan
probe dan unit processor yang tepat.
7.
Dalam
pengukuran pada setiap putaran rotor tidak menunjukkan adanya suatu hubungan
antara putaran mesin dengan vibrasi yang terjadi. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan sensor yang dipakai, perbedaan processor unit yang dipakai. Meskipun
memakai sensor yang sama masih terdapat perbedaan nilai vibrasi karena
sensitivitas probe dan prosessor berbeda.